Pandangan dan cibiran itu terus menghantuiku. "Itu salahmu!" begitu mereka menuduhku dan aku pun berenang-renang dalam lautan sugesti.
Terkadang di saat hari terang, bayang-bayang itu kembali datang menghampiri. Menyelimuti dengan hangat.
Tapi ketika ia hilang, hanya dingin dan hampa yang bersedia menemani hingga tiba akhir hari.
Ingin rasanya kuberlari dan menjauh...menjauh dari semua tuduhan itu.
"Aku sudah berusaha!" teriakku, "Aku pun ingin ia tetap ada!" Namun apa dayaku, ia pun sudah tidak lagi ada di sini.
Butuh berhari-hari sampai akhirnya ku bisa berdiri tegak dan mengumpulkan berbagai serpihan yang terserak.
Mereka tidak tahu apa rasanya kehilangan sesuatu yang bahkan belum bisa dibilang sudah mereka miliki.
Kalau memang hati masih dimiliki, cobalah lihat dengan kacamata hati itu sendiri.
No comments:
Post a Comment