Monday, June 22, 2015

Another 1st Birthday

akkk sebenernya udah dr pas bocahnya ultah kmarin mau update blognya. Tapi apa daya..ada aja kerempongan emak2 yang jadi halangan (baca: jadi gak mood bin males :P).
anyway..tanggal 19 april kemarin bocil #2 ulang tahun yang pertama *yeaayyy*. gak ada acara macem2..cuma tiup lilin sama pas sore2nya eyang2ny minta ngumpul di rumah sekalian makan malam. buat tiup lilinny saya sengaja bikin cake ubi ungu sekalian ngabisin puree ubi ungu di freezer. Alhamdulillah semuanya suka 




Di umurnya yang setahun ini bocilnya udah biasa makan nasi, well mungkin ini efek emaknya sangat ambisius dalam hal naik tekstur. Malah dari awal mulai mpasi makanany kebanyakan dihalusin cuma pakai garpu jadi cenderung bertekstur. Yah..males sama ambisius emang beda tipis ya hihihi. Lalu jalannya juga makin lancar even masih harus dititah. Tp Alhamdulillah di usia 13 bulan akhirnya si bocil mulai pede dan mulai deh jalan sana sini sendirian.
Sekarang pas nulis ini bocahnya ud 14 bulan. Udah makin banyak tingkah dan emaknya ud makin pegel ngejagainnya. But the positive side...si bocah amat aktif dan gak takut eksplorasi. terutama eksplorasi oral sih...apa aja dimasukin ke mulut😅. Bohong sih kalau saya bilang saya g makin repot jagain bocah2 ini. But the more fun they bring.

Cheers for more years to come kiddos!! 😘😘

Saturday, April 18, 2015

My Review on Being A Stay At Home Mom

I always knew that I want to be a mom..but being a stay at home mom? The truth is it's never been on top of my priority until I give birth to Sachiko. Who would have guessed that I could change my mind in a zap just because I feel in love with her. But it's not until 2 years after that, when I have her little brother then I become a stay at home mom.



Being a stay at home mom is not always easy. Specially when you don't have a maid or nanny around. You have to learn how to manage your time to do house chores while teaching and playing with your children. And trust me it's never easy. Sometimes you're able to wake up earlier than your kids yet sometimes they decided to wake up shortly after you get up the bed. Not to mention the mess and the constant cleaning up and soothing and chasing. I won't lie, I often miss having chit chat with the grown ups, having a long lunch during the day and even the deadlines HA! Weird isn't it? Yet I have made my decisions and for me it's something that I should be thankful of. Well hey, not all woman are lucky enough to be a stay at home mom right?


On the other side being a stay at home mom means you can watch your babies grow. Not to mention all the hugs and wet kisses during the day and night and therefore I feel grateful. It's hard sometimes but then my babies never asked for me to be a perfect mom. They just want me to be there to watch over them and love them unconditionally. There's still so many days ahead of us and I will embrace all the messiness, stickiness and gooeyness with all my heart and soul. After all it'll gets better :)


Tuesday, October 14, 2014

The Tongue Tie Drama

Hari-hari pertama menyusui si Yoshio sebenarnya tidak terlalu sulit. Well ada drama puting lecet sih. Tapi saya berpikir kan si bayi ini masih belajar dan saya pun juga kembali menyesuaikan diri untuk menjadi busui kembali, jadi ya...saya gak terlalu memikirkan drama ini. Terbukti, setelah 2 minggu berlalu drama puting lecet ini pun menghilang...jadi ya saya santai saja. Apalagi bb Yoshio juga cukup baik.

Lalu begitu memasuki bulan kedua tiba-tiba saja Yoshio mengeluarkan suara seperti berdecak setiap menyusu. Saya coba koreksi perlekatannya..tapi kok ya gak ada perubahan. Seperti layaknya orang tua modern yang lain, di tengah kebingungan itu saya langaung berguru ke mbah google. Lah ya kok malah diarahin ke tongue tie...yang ada saya malah tambah bingung. Sejauh ini bb Yoshio naiknya amat baik, pipisnya juga selalu lebih dr 6x sehari dan gak pernah rewel kayak kurang asi. Yah akhirnya daripada nebak-nebak ditambah suara decakan yang makin dirasa ganggu, saya pun pergi ke klinik laktasi terdekat di hermina bekasi.

Disana saya bertemu dengan dokter Irma. Setelah di review cara menyusu dan juga memeriksa anatomi lidah Yoshio, ternyata Yoshio tongue tie tipe 4 atau posterior toungue tie dan juga lip tie *jengjeeenngg*. Si tongue tie tipe ini memang yang paling gam keliatan karena kayak "ngumpet" di dalam lidah dan hanya ketahuan kalau diraba. Ternyata hal ini juga yang jadi penyebab bocahnya sering muntah. Well..soal yang muntah ini emang gak terlalu dipikirin banget sih..saya cuma mikir si bocah kebanyakan minum atau memang efek belum sendawa saja. Tapi menurut dokter Irma, kedua masalah Yoshio itu membuat banyak udara masuk ke pencernaannya. Makanya Yoshio jadi sering muntah. Tapi memang bb nya yang terbilang baik membuat tongue tie ini gak jd problem gede. Cuma saya sih takut kalau dibiarkan malah jadi nambah masalah nantinya. Akhirny saya dan si ayah setuju untuk meng-insisi Yoshio. Prosesny terbilang cepat. Gak sampai 10 menit Yoshio sudah dikembalikan ke saya untuk langsung disusui. Setelah itu saya langsung diajari "senam lidah" yang tujuannya agar si luka insisi tidak menutup kembali.

Saya kira masalahnya sudah selesai sampai disitu. Tapi ternyata dramanya masih berlanjut saudara-saudara! *lap keringet* Yoshio masih juga "berbunyi" saat menyusu dan masih juga muntah. Saya sempat berpikir apa jangan-jangan luka insisi-nya sudah menutup jadi lidah Yoshio tetap tertahan. Atau jangan-jangan malah insisinya kurang bagus jadi harus diulang. Ah well akhirnya saya kembali berguru ke mbah google. Ternyata I'm not alone...banyak ibu-ibu yang mengalami kejadian serupa. Well rata2 penjelasannya sih karena si bayi sudah terlanjur nyaman dengan perlekatan yang salah, jadi ya memang harus diajari lagi pelan-pelan.

Di website ini saya menemukan teknik yang disebut "tug of war". Pada dasarnya teknik ini bertujuan untuk melatih kembali si bayi cara menggunakan lidahnya dan juga agar si ikatan ini melentur. Caranya juga cukup mudah, basically si bayi diminta untuk menghisap sesuatu (bisa menggunakan empeng atau jari si ibu) lalu perlahan benda itu ditarik keluar untuk memancing si bayi menarik kembali bendanya dengan lidahnya. Saya melakukan teknik ini 2-3x sehari dan biasanya sekalian dengan senam lidah. Memang sih hasilnya gak langsung kelihatan, tapi setelah sekitar 3 mingguan akhirnya gak ada lagi suara berdecak yang terdengar waktu nenen *yeaayy!!!*. Selain itu ternyata Yoshio juga lebih bisa "diajari" perlekatan yang benar ketika nenen sambil tiduran. Ah well memang posisi menentukan prestASI. Semoga kerikil kerikil kala menyusui di kemudian hari lebih mudah dilewati. Semangat ng-ASI!!!

Thursday, August 28, 2014

The One With The VBAC

Hallo! Setelah hampir 4 bulan akhirnya blognya diupdate juga huehehehe. Jadi tanggal 19 April yang lalu saya berhasil mengantar bocil #2 buat melihat dunia melalui persalinan normal setelah sebelumnya saya melakukan persalinan sesar (atau bahasa bekennya VBAC). Umm...sebenernya sih dari pas tau hamil saya udah niat banget pingin nyoba persalinan normal. Apalagi banyak artikel yang bilang kalau VBAC itu lebih baik bagi ibu karena ternyata resiko terjadinya pendarahan lebih rendah dibanding kalau kembali melakukan operasi caesar. Yo wes lah...saya pun mencoba menyiapkan diri, mental, juga niat.

Kemudian di 39w hari yang dinanti pun tiba. Sekitar seminggu sebelumnya saya mulai mengalami kontraksi rutin di tengah malam, tapi menghilang waktu pagi hari dan kembali muncul di waktu siang atau sore. Tiba-tiba saja di h-2 saya terbangun dan menemukan ada flek coklat di undies. Agak panik sih apalagi kontraksinya mulai rutin. Setelah ngobrol dengan beberapa teman saya pun memutuskan untuk gak jadi ngantor dan jalan-jalan di mall deket rumah. Maksudnya sih buat mancing si bocil biar keluar gitu. Pas sore harinya tiba-tiba saya menemukan darah segar di undies saya. Makin panik, saya pun memutuskan buat langsung ke RS. Tapi pas sampe kok ya kontraksinya malah hilang. Akhirnya bidan jaga pun mempersilahkan saya untuk pulang.

Besoknya saya merasa kontraksi semakin rutin. Cuma karena inget kejadian hari sebelumnya saya pun memutuskan untuk beraktivitas seperti biasa sampai si kontraksi datang semakin rutin dan tidak bisa ditahan lagi. Saya malah sempat tidur siang harinya even sambil nahan serunya kontraksi huehehehe.

Akhirnya jam 2 pagi saya pun gak tahan lagi dan langsung bangunin suami buat nganter saya ke rumah sakit. Sachiko pun langsung dititip di rumah atung eni nya dan kami langsung berangkat ke rumah sakit. Begitu sampai dan diperiksa oleh bidan jaga...ternyata saya sudah bukaan 5 hahahaaha not bad for a rookie! Lalu dimulailah drama menikmati kontraksi sambil menanti bukaan. Saya beruntung bukaan saya maju dengan cepat dan hanya dalam waktu sekitar 4 jam bukaan saya sudah lengkap. Mungkin pengaruh saya mempraktekan tidur miring ke kiri sesuai dengan instruksi bidan jaga, meski kontraksinya jadi makin luar biasa rasanya, tapi bukaan jadi makin cepat lajunya. Satu hal yang cukup berkesan dari menanti bukaan adalah si suami yang malah main game di laptop dan bukan menenangkan si istri yang sedang menanti detik-detik persalinan *ngok*.

Pucuk dicinta ulam tiba *tsaelah* akhirnya sekitar jam 6an bidan yang memeriksa bilang bukaan sudah lengkap dan saya diperbolehkan mengejan *tebar confetti*. Setelah agak susah payah mengejan akhirnya tepat jam 7.10 pagi si bocil lahir juga dengan sehat dan selamat. Alhamdulillah meskipun susah dan persiapannya cuma setengah-setengah, saya bisa melahirkan dengan cara vbac. Meski pake drama ketuban rembes plus gak tahan ngeden di bukaan 8 akhirnya saya bisa juga ngerasain proses persalinan normal. Kalau dikasih kesempatan lagi saya mau bener-bener mendalami hypnobirth karena ternyata nahan ngeden yang rasanya aduhay itu cukup menggoda iman buat langsung sc aja ahahaahha *self toyor*.


5 minutes old Yoshio :)

Friday, February 14, 2014

Kebaya Kutu Baru + Wiron Bumil

Well...I post this topic simply because my hard times on finding reference for the kebaya and wiron back when I was preparing myself to be one of the bridesmaid for one of my best friend wedding, which the wedding was held in a very beautiful Javanese tradition. So she asked us to wear the specific kebaya and wiron (which is a type of skirt made of batik) for the wedding day and not to mention she also asked us to up-do our hair to make it more Javanese.

So here you go...the look for the kebaya and wiron for pregnant moms :)


"kantong" buat perut


Kebaya + Wiron

my friend, Riffa, version of her wiron and kebaya
The pregnant mommies
 Some photos are courtesy of @RiffaRiffa

Monday, January 6, 2014

An Update About Ovalocytosis

Well..akhirnya setelah berminggu-minggu berusaha bertemu dengan hematolog yang direfer oleh obgyn saya, akhirnya beberapa minggu yang lalu saya berhasil bertemu dan konsultasi langsung dengan beliau. Hari itu saya datang ke rumah sakit dengan membawa beberapa hasil cek darah yang berkaitan dengan kondisi saya ini. Setelah saya menjelaskan kondisi yang saya alami, beliau langsung menyarankan saya untuk melakukan beberapa tes lanjutan yang sebenarnya lebih berhubungan dengan kondisi darah kental. Bingung? Sudah pasti...lah wong hasil ACA saya bagus kok. Namun akhirnya setelah berdiskusi dengan suami saya memutuskan untuk mengikuti anjuran dokter dan memeriksakan kembali darah saya di lab.

Seminggu kemudian saya kembali ke rumah sakit dengan berbekal hasil lab saya. Gak disangka-sangka ternyata saya malah memiliki kecenderugnan darah kental. Iya sih ACA dan Anti B2GP saya normal, tapi....fibrinogen dan d-dimer saya angkanya agak tinggi. Lalu hasil agregasi trombosit saya juga menunjukkan kalau ternyata saya memiliki darah yang cenderung lengket. Kaget gak sih...mau konsul apa yang ketauan malah apaan -____-"

Melihat hasil itu, beliau langsung meminta saya untuk mulai meminum obat pengencer darah. Ketika saya bertanya lagi tentang ovalositosis yang saya alami ini, beliau hanya menjawab kalau selama hb saya tidak rendah tidak akan apa-apa. Agak kurang puas sih dengan jawabannya karena sebenarnya saya penasaran kenapa bentuk sel darah merah saya bisa berubah padahal sebelumnya normal. Tapi di sisi lain agak lega karena beliau tidak menunjukkan kekhawatiran tentang ovalositosis ini. Mungkin karena ini biasanya penyakit genetis, tapi mungkin juga memang karena jika tidak ada keluhan apapun ya tidak apa-apa. Mungkin setelah melahirkan nanti saya akan coba cari second opinion paling tidak untuk sekedar memuaskan rasa penasaran saya hehehe. Well...3months to go! Hope everything will be okay!

Wednesday, November 13, 2013

Hamil dengan Southeast Asian Ovalocytosis

Di kehamilan kali ini saya berkenalan dengan satu kondisi baru yang namanya Southeast Asian Ovalocytosis (SAO). Saya juga baru tahu kalau saya punya "keanehan" ini setelah cek darah rutin untuk kehamilan. Selain panel cek darah rutin trisemester 1, obgyn saya juga meminta saya melalukan cek analisa gambaran darah tepi. Well, waktu hamil yang kemarin juga diminta sih dan hasilnya oke-oke saja. Ealah...ternyata kok ya yang ini malah aneh hasilnya. Eritrosit saya terkesan oval bentuknya. Southeast Asian Ovalocytosis atau Ovalositosis sendiri merupakan penyakit kelainan darah yang tandai oleh eritrosit berbentuk oval, kaku, dan resisten terhadap parasit malaria. Penyakit ini biasanya merupakan penyakit keturunan dan sangat umum di daerah Asia Tenggara, khususnya Malaysia dan Papua. Penyebabnya? Kalau menurut beberapa artikel di internet yang sempat saya baca, penyebabnya yang paling umum adalah kelainan genetik yang menyebabkan adanya mutasi di membran protein sel darah merah. Maka dari itu biasanya ini adalah penyakit keturunan.

Ini kira-kira perbandingan sel darah merah normal dan yang tidak. Ovalositosis yang bentuknya oval.

Kondisi ini bisa menyebabkan anemia dan jaundice pada bayi yang baru lahir. Namun untuk orang dewasa biasanya kondisi ini tidak menampakkan gejala yang berarti. Pada pemeriksaan lebih lanjut, kadang tampak pembesaran pada limpa dan pada kasus yang amat parah ada kemungkinan dilakukan pengangkatan limpa. Kasus ini juga sering menimbulkan komplikasi pada daerah ginjal atau bahkan batu ginjal.


Karena kondisi itu, lab yang bersangkutan menyarankan saya untuk melakukan cek analisa membran eritrosit. Jadilah obgyn saya meminta saya untuk melakukan tes tersebut. Oh iya untuk panel pengecekan ini cuma bisa dilakukan di laboratorium Eijkman yang letaknya disamping persis RSCM. Untuk melakukan tes darah ini, kita harus buat janji terlebih dahulu. Setelah keluar hasilnya, ternyata memang benar...saya positif Southeast Asian Ovalocytosis. Menurut dokter genetika yang menganalisa darah saya, hal ini terjadi karena adanya mutasi protein membran band 3. Kenapa itu bisa terjadi? Well..obgyn saya hanya bisa mereka-reka karena jujur dia katakan ini kasus yang amat langka. Malah selama 20 tahun dia praktek saya ini kasus yang ketiga yang pernah dia tangani. Maka dari itu saya dirujuk ke hematolog untuk konsultasi lebih lanjut.

Kemarin saya sudah mencoba konsul ke Prof. Karmel, hematolog yang cukup terkenal di Jakarta. Namun sayang, begitu saya sampai di tempat beliau praktek saya baru tahu kalau beliau sedang cuti minggu ini. Karena jadwal beliau yang kosong masih 2 minggu lagi, jadi lah saya disarankan oleh suster di klinik untuk konsul dengan dokter pengganti saja. Menurut susternya sama saja. Tapi sayang, tampaknya beliau kurang paham tentang SAO ini dan saya mendapatkan jawaban yang kurang memuaskan. Setelah saya melakukan kontak obgyn saya, beliau menyarankan saya untuk menunggu Prof Karmel praktek dan berkonsul langsung dengan beliau. Jadi, we'll see how it actually is within the next 2 weeks *fingers crossed*.

Sebenarnya saya juga sudah coba "konsultasi" pada google. Namun karena ini merupakan kasus yang langka, maka artikel yang berkaitan dengan kondisi ini pun sangat jarang yang amat komprehensif. Apalagi artikel yang berkaitan dengan kehamilan.

Semoga saja kondisi ini tidak serius dan terutama tidak membahayakan janin ya...aamiin! Will do the update soon!

gambar diambil dari sini

Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Hereditary_elliptocytosis
http://en.wikipedia.org/wiki/Southeast_Asian_ovalocytosis
http://www.healthcentral.com/ency/408/000566.html?ic=2602
http://tiasabrina.blogspot.com/2009/06/ovalositosis.html
http://bloodjournal.hematologylibrary.org/content/87/4/1656.full.pdf

as written on http://mommiesdaily.com/2013/11/12/hamil-dengan-southeast-asian-ovalocytosis/