Showing posts with label daily. Show all posts
Showing posts with label daily. Show all posts

Saturday, April 18, 2015

My Review on Being A Stay At Home Mom

I always knew that I want to be a mom..but being a stay at home mom? The truth is it's never been on top of my priority until I give birth to Sachiko. Who would have guessed that I could change my mind in a zap just because I feel in love with her. But it's not until 2 years after that, when I have her little brother then I become a stay at home mom.



Being a stay at home mom is not always easy. Specially when you don't have a maid or nanny around. You have to learn how to manage your time to do house chores while teaching and playing with your children. And trust me it's never easy. Sometimes you're able to wake up earlier than your kids yet sometimes they decided to wake up shortly after you get up the bed. Not to mention the mess and the constant cleaning up and soothing and chasing. I won't lie, I often miss having chit chat with the grown ups, having a long lunch during the day and even the deadlines HA! Weird isn't it? Yet I have made my decisions and for me it's something that I should be thankful of. Well hey, not all woman are lucky enough to be a stay at home mom right?


On the other side being a stay at home mom means you can watch your babies grow. Not to mention all the hugs and wet kisses during the day and night and therefore I feel grateful. It's hard sometimes but then my babies never asked for me to be a perfect mom. They just want me to be there to watch over them and love them unconditionally. There's still so many days ahead of us and I will embrace all the messiness, stickiness and gooeyness with all my heart and soul. After all it'll gets better :)


Monday, August 19, 2013

Disambangi Tikus

Jadi tadi pagi waktu saya lagi asik nyiapin makan siang dan sore buat si bocah tiba-tiba ada yang nyebrang dengan sopannya dari kolong kompor menuju lemari sepatu. It took me about a half second to realize that it was a RAT!!!  ARRGGGHHHH!!!!

Sebenernya ini bukan kali pertama rumah saya kemasukan tikus. Pas hamil kemarin si makhluk kacrut itu sempet juga numpang ngobrak ngabrik dapur selama beberapa hari di rumah. Sebelnya waktu itu pas saya ngeh pertama kali kalau kemungkinan ada tikus di rumah si suami malah super santai plus gak percaya. Sampai akhirnya suatu hari pas pulang ke rumah, tiba-tiba ada toples yang jatuh ke lantai dan gak lama *jengjengjeng* tikusnya panik trus kabur ke loteng! Langsung dong si suami masuk dapur tutup pintu terus ambil palu dan ngejer ke loteng. Tapi ehyakok di atas malah gak ada. Gak tau deh itu tikusnya ngumpet dimana. Saya coba taro lem tikus, eh malah dapet cicak. Saya coba taro jebakan tikus eh malah dicuekin. Dasar tikus sok jual mahal HIHHH!!!! Cuma setelah nebar racun tikus merek DORA tiba-tiba serangan tikusnya berhenti. Mungkin si tikus mati entah dimana.

Setelah setahunan lebih bebas dari gangguan tikus, tiba-tiba beberapa minggu yang lalu saya mulai dengar bunyi "cit...cit...citt" dari arah dapur/belakang rumah. Cuma kembali si suami terlalu santai dan bilang mungkin itu di genteng atau di saluran air di dapur. Ya udah dong saya santai. Ehyakok tadi pagi oknumnya tiba-tiba menampakan diri?!?!?! HIIYYYY!!!!!! Langsung dong saya bangunin suami yang langsung inspeksi dapur. Tapi kembaliiii si tikus udah pergi entah kemana. Akhirnya kembali si jebakan tikus diberdayakan lengkap dengan teri jengki sebagai umpan. Semoga sih tikusnya ketipu terus masuk ke jebakan.

Ehtapiya loteng rumah saya emang banyak barang-barang sisa renov rumah sebelum ditempatin kemari dan kayaknya itu jadi "daya tarik" tersendiri buat si tikus mampir. Bayangin aja ada kusen kayu bekas (yang udah debuan), sisa keramik, wastafel bekas dan sisa genteng. Lotengnya pun imut-imut dan diberdayakan juga sebagai tempat jemur baju. Sebenernya lagiii saya udah gatel banget pingin jual atau buang barang-barang itu, tapi si suami gak mau. Alesannya kalo ntar mau renov rumah kan bisa dipake lagi. Iya sih bisa dipake lagi tapi kapaannnnn?!?!?! Bisa-bisa pas mulai renov rumah barang-barangnya udah keburu lapuk -______- Padahal saya mencoba bersikap praktis...daripada nimbun barang buat sarang hewan yang diinginkan mending dijual/dikasih ke orang yang saat itu lagi butuh.

Anyways akhirnya tadi saya coba konsultasi ke mbah google dan juga beberapa teman tentang cara ngusir tikus yang efektif dan efisien. Dari situ saya dapet beberapa tips yang mau coba saya praktekin:

1. Taruh kamper atau kapur barus di tempat tikus biasa lewat. Kalau dari beberapa tips yang ada disaranin sih kapurnya dihancurin. Cuma saya takut kena angin terus masuk ke minuman/makanan jadi kayaknya mau tebar gitu aja tanpa dihancurin lebih dulu.

2. Memanfaatkan kopi bubuk yang aromanya tajam atau minyak mint atau minyak kayu putih atau buah mengkudu atau kulit duren. Caranya sama, cukup ditebar di tempat tikus biasa bersarang/lewat. Kalau minyak-minyakan disiram dulu ke kardus terus baru ditaro di tekapenya. Katanya sih tikus gak suka sama baunya yang tajam.


3. Memelihara jangkrik. Ternyata tikus gak suka sama suara jangkrik..menurut mereka itu mirip suara ular (darimana miripnya ya?).

4. Memelihara kucing si predator alami tikus. Ini agak susah...saya sama suami gak telaten miara binantang.

5. Nah ini cara yang agak mahal, pake alat pengusir tikus yang memanfaatkan gelombang ultrasonik.

Dari beberapa cara tersebut kayaknya sih saya mau coba cara pertama dulu...plus memanfaatkan jebakan tikus dan juga lem tikus. Plusss saya juga akan "memaksa" suami untuk masang ram di beberapa lokasi saluran air dan kembali inspeksi loteng. Kali-kali ada lubang baru yang gak keliatan. Semoga si tikus cepet keluar rumah...aamiin!


Monday, May 20, 2013

Dear Diare

Minggu kemaren Sachi kena diare T_T even anaknya masih pecicilan sana-sini tapi diarenya sempet bikin panik karena acara muncul darah samar plus sempet anget pula bocahnya. Awalnya sih mau dipantau dulu sampai besoknya, karena ayah bundannya masih ragu itu benar darah atau merah karena makanan. Tapi begitu kedua kalinya si darah muncul..langsung deh bocahnya diboyong ke dsa terdekat.

Setelah diperiksa dan ngobrol sama dsa nya beliau merujuk untuk dilakukan cek faeces. Tapi karena itu udah malem banget dan faeces yang bisa di cek harus yang segar dan bukan yang ada di popok jadilah kita pulang dulu untuk istirahat. Besoknya pagi-pagi sekali setelah faeces Sachi berhasil ditampung, ayah langsung dipaksa bangun buat nganter faeces nya ke lab. Setelah di cek ternyata hasilnya gak bagus T_T

Hasil labnya menunjukkan Sachi positif kena rotavirus, lalu ada darah samar dan lendir di pupnya, hasil cek bakteri dan ragi positif, leukositnya cukup tinggi (100-120, normal 1-3) erytrositnya juga tinggi (10-15, normal 0-1) dan yang bikin panik pada hasil cek AMOEBA tertulis TERLIHAT KISTA *jengjreeeenngg*. Panik, langsunglah bunda meluncur ke mbah google buat cari tahu kira-kira Sachi sakit apa. Hasil googling sih menunjukkan Sachi kena Amoebiasis, jadi diarenya karena amoeba. Cuma untuk lebih pastinya memang lebih baik dikonsultasikan dengan dsa. Karena hari itu hari minggu jadi ayah dan bunda cuma bisa sabar nunggu hari senin tiba.

Tadi pagi, setelah heboh dan buru-buru ke rs buat ngobrol dengan dsa yang kemarin menangani Sachi (yang ternyata sudah selesai prakteknya jadi ngobrol by phone *ngok*), Sachi terindikasi kena infeksi bakteri. Tau darimana? Well, karena hasil labnya menunjukkan leukositnya cukup tinggi. Alhasil Sachi diberikan resep Antibiotik untuk membantu melawan bakteri jahat di tubuhnya. Lalu yang hasil cek amoeba nya menurut dsa nya tidak apa-apa (semoga benar demikian aamiin!), tapi yang harus dikhawatirkan ya leukositnya yang tinggi itu. Sempat ragu sih...memang harus ya AB? Tapi...kalau merujuk hasil lab nya sih yah memang demikian adanya. Sempat sih kepikir buat konsul lagi ke dsa sachi saat ini, tapi pasien beliau hari ini full T_T. Jadi Bismillah saja deh semoga feeling ayah bundanya dan diagnosa pak dokternya gak salah. Tapi Alhamdulillah sejak kemarin siang Sachi sudah berhenti diarenya. Tadi pagi pun sudah pupup tapi tidak cair seperti kemarin. Semoga diarenya sudah berlalu.... *aamiin!*

Thursday, August 9, 2012

Sachiko Solid Story

Gak kerasa sachiko sudah hampir 2 bulan mulai makan. Awalnya sih emang gak gampang nyuruh si bocah untuk makan. Sempet ditolak mentah-mentah malah T_T. Tapi dari penolakan-penolakan itu akhirnya saya (dan juga ayah dan nininya) jadi tau apa saja yang si bocah suka dan apa yang dia gak suka. Untungnya lagi Sachi gak keberatan makan sambil duduk, baik itu dipangku, duduk di high chair atau di bouncer jadi ritual makan-makan jadi lebih mudah karena gak harus keliling komplek dulu hehehehe.

Sejauh ini bisa dibilang si bocah cukup doyan makan (err...asal gak lagi ngantuk aja sih) dan cenderung suka rasa manis. Kalau menurut beberapa artikel sih wajar karena rasa ASI itu manis, jadi bayi mencari rasa yang dia kenal.

belepotaaannn XD

Menganut panduan WHO, saya selalu menyiapkan makanan Sachiko sendiri (errr dan dengan bantuan nininya hehe :P). Jadi setiap pagi saya selalu mengukus buah/sayur dan mulai melumatkannya untuk dimakan menjelang siang nanti. Mulai usia 6,5 bulan, Sachiko sudah mulai saya kenalkan dengan kaldu. Biar ga repot, saya selalu bikin kaldu satu panci gede dan setelah jadi disimpan dalam container kecil-kecil untuk 5 hari sampai seminggu. Ternyata kalau dikasih kaldu, Sachi makannya lahap! *big grin* Setelah kenalan sama kaldu mulailah kenalan sama bubur saring dan daging/ayam giling. Awalnya sih ogah-ogahan...lama-lama dia malah doyan *yayy!!* Makin semangat deh ngasih makan buat bocahnya.

Sebenarnya saya pingin banget variasiin sayur mayur yang ada di bubur timnya Sachi, tapi apa daya malah dimarahin sama nininya yang memang masih aliran lama (_ _"). Untungnya si bocah belum keliatan bosen sih sama bubur yang isinya itu-itu aja hehehehe. Semoga bulan depan nini nya mulai nyerah dan ngebolehin bundanya bikin variasi bubur saring.
kalo makan maunya sambil gigit sendok (_ _")

Oh iya saya mau share beberapa tips yang mungkin berguna buat bunda yang baru mulai MPASI:

1. Semangat, semangat, semangat!!
Si bocah belum tentu langsung mau makan begitu dikenalin makanan. Yah kalo dipikir-pikir kemarin kan cuma mimi aja sekarang dia harus belajar asupan baru, wajar aja sih kalau ada penolakan di awal. Sachiko aja butuh waktu 2 minggu sampai akhirnya terbiasa. Yang penting bundanya jangan nyerah!

2. Bikin acara makan-makan jadi seru.
Biasanya sih kalo Sachi udah keliatan males-malesan makannya, saya dan nini nya langsung mulai nyanyiin lagu kayak cicak-cicak di dinding, pelangi-pelangi, naik kereta api. Dijamin heboh hehehehe.

3. Satu sendok makan cukup
Namanya juga masih icip-icip jadi gak perlu nyiapin porsi banyak-banyak. Sejauh ini saya mengikuti guide seorang teman baik saya. Saya selalu menyiapkan porsi awal sebanyak satu sendok makan saja. Toh bocahnya masih belajar makan jadi gak harus banyak porsinya. Lagipula umur 6 - 7 bulan asi/sufor masih dominan kok.

4. Gak habis = gak suka?
Well...belum tentu. Bisa jadi memang kapasitas perutnya hanya segitu. Bisa jadi juga si bocah memang gak suka atau belum terbiasa dengan makanan baru itu. Bisa jadi juga...si bocah memang udah kenyang karena baru di mimiin, jadi gak sanggup makan lagi. Kalau untuk Sachi sih biasanya habis mimi paling cepet sejam setelah itu baru saya kasih makan. Tapi sebaiknya sih 2 jam biar bocahnya bener-bener laper.

Semoga berguna ;)

Tuesday, July 31, 2012

Tiba Tiba Jatuh

Tadi pagi seperti biasa saya membiarkan Sachiko main-main di atas ranjang sembari saya tidur2an (dan colongan tidur juga). Seperti biasa juga dia hanya saya batasi guling dan bantal saja karena saya kira kalau dia sampai ke pinggir dia ajak mendorong bantalnya dulu dan itu bisa saya jadikan alarm. Tapi pagi ini saya salah. Saya ketiduran dan tetiba ada suara "BRAK" diiringi tangisan kesakitan dari Sachi. Ternyata bocahnya sudah handal manjat-manjat jadi dia dengan sukses meluncur ke bawah T_T.

Sachiko langsung saya gendong dan coba saya tenangkan. Tapi apa daya...dia terus menangis kencang meraung-raung dan baru tenang begitu digendong nininya T_T. Akhirnya saya ikut coba menenangkan diri juga. Begitu sudah tenang saya dibantu ayahnya mencoba mencari tanda kegawatan seperti benjol, memar, mata juling, hilang koordinasi tubuh, luka, atau muntah. Beruntung semua tidak ada. Akhirnya begitu Sachi tenang saya langsung coba susui sampai akhirnya dia tertidur sebentar. Begitu bangun si bocah udah mau bercanda-canda lagi tapi bibirnya kok jadi kayak Angelina Jolie.

Kayaknya berkorban jadi ibu artinya berkorban jam tidur juga T_T hixs...menyesal memang selalu datang belakangan.

Friday, June 29, 2012

Her First Solid...Errr...Kinda

Setelah sekian lama merenung, memimbang dan bertapa khirnya pilihan MPASI pertama jatuh pada GASOL :D *tebar confetti*. Tapi begitu hari yang dinanti tiba rencana yang uda disusun amat sangat rapi seketika berantakan karenaaaa bocahnya maunya tidur sambil nenen...setiap dicopot pasti dia nyari2. Walhasil emaknya jadi jungkir balik kelimpungan nyiapin makanan MPASI pertama si bocil.

Tadinya Sachi mau didudukin di stroller (yes...we haven't got a chance *and the money* to buy the highchair) eh tapi kok udah ga ngegigit...yang ada posisinya dari duduk jatoh lagi ke tiduran. Akhirnya Sachi makan pertama sambil dipangku bundanya.

First taste
Playing with her spoon
Buat menu pertama saya sangat mengikuti saran-saran yang ada, buburnya dibuat seencer mungkin seperti ASI biar pencernaannya gak kaget. Tapiii tak disangka tak dinyana...bocahnya malah gak minat makannya (_ _"). Emaknya udah super semangat 45 macam mau ketemu sang idola eh anaknya malah ogah2an. Suapan pertama suksessss masuk mulut lalu hap hap hap...setelah suapan kelima...mulailah dia melengos ke kanan...ke kiri...lalu muncul lah si tamu tak diundang bernama cranky. Curiga teksturnya terlalu cair jadi mungkin dia berpikir "Ini emak gw ngapain sih ngasih ASI disendokin...kan enakan buka warung aje".

Sachi lebih excited gigit sendok daripada makan
Setelah sekitar 30 menit berusaha mengenalkan Sachi her first solid food...akhirnya sesi ditutup dengan titel "COBA LAGI". Kenapa 30 menit? Well simply karena kita mau ngajarin dia untuk tidak berlama-lama makan. Kita juga tidak mau memaksanya harus menghabiskan makanannya. Toh sekarang ini dia masih belajar...masih kaget juga mungkin. Semoga sesi berikutnya kamu tambah pinter makannya ya nak *kiss*


Thursday, June 14, 2012

The Weight Thingy

Sejak lahir entah kenapa bb Sachi naiknya selalu ngepas. Pas trisemester pertama bbny cuma naik 700g perbulan lalu makin melambat di trisemester kedua jadi cuma 400an g per bulannya *tepok jidat*. Dengan bb lahir yang cuma 1798g itu kenaikan yang amat sangat ngepas setiap bulannya selalu bikin saya deg-degan. Apalagi dia harus "mengejar" ketertinggalan berat badannya paling gak sampai umur 2 tahun nanti *lap keringet*.

Cuma sayang...begitu dsa nya saya pancing untuk minta solusi eehhh kok ya malah suruh tambah sufor. Saya gak anti sufor sumpah beneran...cuma buat masalah Sachi ini saya yakin seyakin yakinnya bukan masalah asi kurang. Lah wong bocahnya emang suka susah minum asip and agaiinn saya curiganya ada sesuatu yang mengganggu penyerapan nutrisinya. Kesel dianggap asi kurang, saya nyeret suami ke dsa yang ahli gizi...berharap dia memberikan pencerahan atas kebingungan yang melanda kami ini. But agaiiinnn...begitu saya informasikan selama ditinggal +/- 8jam Sachi hanya mau minum 200-300ml asip kembali tuduhan "ASI ibu kurang" jatuh ke telinga saya.

IMHO a pediatrician should never says that to an exclusive breastfeeding mother. Seharusnya mereka mendukung para ibu yang mencoba memberikan ASI buat bayinya dan membantu mereka agar bisa sukses menyusui. Untungnya sih saya kerja jadi hasil pumping yang mejeng di freezer cukup lah buat menguatkan mental saya kalo ASI saya jumlahnya amat sangat cukup.

Saya pun memutuskan untuk berkonsultasi via twitter dengan seorang dsa yang saya tahu sangat pro asi. Saya pun disarankan untuk mengutamakan pemberian hindmilk ketika Sachi ditinggal, which means...no more nunda2 pumping (ketauan deh suka bandel). Why? Well simply karena semakin pendek jarak pumping semakin banyak dan kental ASI nya. Rasanya lega...dia tidak meng-judge kalau ASI saya kurang dan yang paling menting mendukung saya memberikan ASI ^^. Semangat!! Still a loooonnnggggg way to go :D

Wednesday, May 2, 2012

balada si pusar yang mau eksis

Setelah Sachi tali pusatnya puput, saya disarankan oleh orang tua dan juga mertua untuk naro koin di pusernya. Tapi kok ya setelah ditaro kasa tempat koinnya malah nempel di pusernya X_X. Panik, saya langsung buru-buru ngelepasin si koin itu. Apalagi Sachi nangis terus kayak kesakitan. Ya udah sejak saat itu saya kekeuh ga mau makein lagi koin di pusernya Sachi. Lagipula setelah nanya sana-sini si puser itu pasti akan masuk sendiri kok...hanya kita harus sabar aja nungguinnya.

Waktu pun berlalu...tapi kok ya si puser teteup mau eksis terussss?!?! Akhirnya mulailah mencari petunjuk sama mbah gugel...ternyata eh ternyata Sachiko itu kena Hernia Umbilikalis. Jadi waktu dia masih di dalam perut, waktu pembentukan perutnya kurang sempurna dan menyisakan lubang kecil. Nah akibatnya begitu dia lahir ya pusarnya jadi menonjol atau biasa dibilang bodong. Kalau dari literatur yang saya baca juga setelah nanya2 ke DSA nanti akan masuk sendiri seiiring dengan bertambah kuatnya si otot perut. Kuncinya balik lagi ke SABAR *lap keringet*. Setelah baca-baca memang si hernia ini sering dialami oleh bayi dan sebaiknya tidak diapa-apakan. Selain takut mengganggu pernafasan (bayi kan nafasnya masih pake rongga perut), ditakutkan juga ada usus yang "terjebak" dibalik tonjolan itu. Selama daerah sekitar pusar masih lembut dan si bayi tidak rewel, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Akhirnya sih sekarang saya cuekin aja pusernya yang masih nonjol2 itu. Saya percaya tubuhnya punya mekanismenya sendiri untuk membuat si puser ini nanti akhirnya masuk dengan sendirinya.

Wednesday, April 11, 2012

Her Name Is Sachiko

Dari sebelum hamil saya memang udah niat kalau punya anak mau dikasih nama Jepang biar ada tulisan kanjinya *sungguh ibu yang random*. Pas hamil kemarin dan begitu ketauan prediksi USGny perempuan langsung lah saya browsing sana sini buat nyari nama anak perempuan Jepang yang artinya bagus dan mudah diucapkan.


Setelah bertapa berhari-hari saya dan si ayah memutuskan memakai nama Sachiko sebagai nama depannya. Why? Simply karena artinya bagus. Kata "sachi" disini bisa berarti kebahagiaan dan "ko" sepertinya sih diambil dari kanji "kodomo" yang berarti anak.

Lalu untuk nama tengah dan belakangnya gimana? Hmm...selain nama Jepang, saya juga ingin arti nama anak saya nanti berbentuk sebuah kalimat yang juga menjadi doa kami sebagai orangtuanya. Jadilah setelah browsing sana sini saya menemukan nama "Kirana" yang berarti cahaya yang cantik juga "Jehan" yang berarti dunia. Jadilah nama si mungil kami "Sachiko Kirana Jehan" yang kira-kira artinya anak kebahagiaan yang menjadi cahaya yang cantik bagi dunia.

Untuk nama panggilan...kami memilih untuk memanggilnya Sachi. Kenapa Sachi? Kenapa bukan Chiko? Bukan biar sok imut tapi lebih kepada arti dari nama tersebut yaitu "happiness" atau "kebahagiaan". Kalau "Chiko" setelah di cek artinya beda jauh yaitu "panah".

Well semoga kamu selalu menjadi kebahagiaan bagi bunda, ayah dan orang-orang disekelilingmu y sayang :*


Tuesday, March 27, 2012

My Tantrum, Your Tantrum

Dulu waktu Sachi masih dirawat di perina suster-suster disana sering bilang kalau perasaan ibu dan bayi terkoneksi makanya ibunya sebisa mungkin harus tenang biar bayinya juga tenang. Awalnya saya cuma dengerin nasihat itu sambil lalu sampai akhirnya ketika Sachi dibawa pulang saya baru benar-benar merasakan  kalau nasihat itu benar adanya.

Sachiko mengalami bingung puting sampai kira2 usia 3 minggu setelah itu dia mengalami kolik sampai usia kira-kira 2 bulan 3 minggu. Bisa dibayangkan setelah 3 minggu pertama saya membujuk merayu "menghipnotis" sambil menyendoki Sachi tengah malam, saya harus masuk ke "lubang" berikutnya. Selama 2 bulan hampir setiap malam Sachi terbangun dan menangis histeris kesakitan. Frustasi? Pasti. Setelah berjuang melawan bingung puting sambil menyemangati diri kalau saya belum gagal...saya harus berjuang melawan hal lain lagi bernama kolik. Apalagi si Ayah lebih sering tertidur pulas daripada membantu saya menenangkan anaknya. Terkadang saya seperti kehilangan akal sehat saya...saya memarahi bayi mungil yang sedang kesakitan itu dan kadang seakan ingin "menghukumnya" karena sudah memaksa saya terbangun berjam-jam setiap malamnya. Pernah saya meninggalkan Sachi tanpa sehelai baju di kamar ber AC untuk mengambil popok juga baju baru. Suami saya terbangun dan langsung menegur saya karena bisa se "tega" itu. Namun kadang saya yang bingung malah akhirnya ikut menangis karena merasa gagal tidak bisa menenangkan anak sendiri.

Awalnya saya mengira memang koliknya yang membuat Sachi menangis berjam-jam sampai baru-baru ini...saya sedang merasa kesal dengan seorang kerabat. Saat itu ayahnya masih bekerja jadi saya hanya berdua di rumah alhasil ketika Sachi terbangun saya menggendongnya berusaha menenangkan dan menidurkannya kembali. Tapi apa yang terjadi...dia malah terus menangis histeris hingga akhirnya kelelahan dan tertidur. Di situ saya tersadar...kami memang terkoneksi, ia bisa merasakan saya sedang kesal. Saat itu saya sadar...waktu bergadang malam saat itu ia menangis karena merasa saya kesal dan mungkin ia tahu saya kesal kepadanya atau saat saya sedih karena tidak bisa menenangkannya. Akhirnya saat Sachi tertidur lelap saya menangis sejadi-jadinya sambil membisikkan kata maaf di telinganya. Semoga saja ia mengerti saya tidak pernah benar-benar kesal padanya. Mungkin saya hanya terlalu lelah sehingga emosi bisa mempengaruhi saya.

Bunda loves you baby girl :*

Monday, March 19, 2012

Kenapa Gak Dot?

Setelah memutuskan untuk memberi ASIP pake sendok gak sedikit pertanyaan "kenapa gak pake dot" yang sering mendarat di telinga saya. Awalnya sih cukup senyum2 sambil bilang saya gak mau aja tapi lama2 gerah juga ditanyain kayak gitu. Apalagi kalo dihubungin "irit"nya berat si baby.

Jadi gini loohhh ibu-ibu bapak-bapak nenek kakek...anak saya itu waktu dirawat di RS karena berat lahir rendah dikenalin sama dot. Nahh....gara-gara itu dia sempet bingung puting. Kok tau? Ya tau lah pas disodorin pabrik susunya dia milih nangis histeris daripada nyamperin trus nyusu. Gak tau kan gimana frustasinya saya waktu itu plus gimana sedih dan down nya saya pas tau si kecil gak mau nyusu langsung sama bundanya.

Untungnya setelah konsultasi by email ke aimi dan dukungan suami yang ikut nyendokin ASIP tengah malem akhirnya setelah 2 minggu di "rehab" di rumah Sachi mau juga nyusu langsung sama bundanya *pasang petasan* *tebar konfeti*. Oh iya nama anak saya Sachiko Kirana Jehan *tring* kenapa begitu? Ntar aja saya tulis di postingan lain biar seru *tsaaahh*. Okeh kembali ke masalahnya...nahhh jadii kalo nanti dikasih dot lagi terus dia bingung puting lagi emang mau tanggung jawab? Kalau entar saya nangis2 lagi mau bilang apa hayo? Bilang gpp yang penting tetep dikasih ASI (which is gak salah juga)? Bilang dicoba di "rehab" lagi? Kasarnya sih saya bakal bilang ngomong emang gampang...lah sini yang ngerasain gimana rasanya. Gak tau kan sedihnya kayak apa? Kayak abis ttm an bertaun2 ehhh terus malah ditinggal kawin *hayah*.

Ngasih minum ASIP pake sendok emang gak gampang. Kita harus banyak sabar, apalagi pas si bayi mulai main sembur sana sembur sini atau ketiduran di tengah penyendokan. Belum lagi pasti ada ASIP yang kebuang2. Cuma ya saya gak mau ambil resiko lagi. Mungkin kalo dulu dia gak bingung puting saya gak akan se strict ini. Tapi ya gimana dong...gak mau kan tanggung jawab kalo kejadian lagi atau ngejamin kalo bingung putingnya gak kambuh lagi? Saya memutuskan hal ini juga bukan sok2 idealis kok. So please respect my choice. Lagian kalo kata website the urbanmama "there's always a different story in every parenting style".

Monday, November 7, 2011

To The Last Trisemester We Go!

Gak terasa sekarang saya sudah memasuki trisemester terakhir *yeay* *tebar confetti* *fireworks* tapi ternyata ini trisemester yang berat seberat trisemester pertama. I start to experience difficulties in sleeping. Saya harus tidur menyamping agar badan saya tidak menekan aliran darah yang ke plasenta, tapi kok ya tidur nyamping kelamaan badannya malah sakit. Keberatan badan kayaknya sih (_ _"). Then satu hil yang bikin agak deg2an...I'm loosing my body balance and focus. Entah kenapa saya sering banget kepentok sana sini, kesandung sana sini, malah dalam seminggu ini saya sudah dengan sukses kecengklak dua kali di kaki kiri lalu kanan. Malah di kejadian yang kedua saya sampai sukses jatuh dengan posisi merangkak. Kayaknya memang harus ekstra hati-hati sekarang, apalagi badan makin kerasa beratnya.

Enuff with complains!! Bocil sekarang sudah 1,3 kg *yeay* *confetti* *fireworks* entah kenapa dia memutuskan untuk belajar diet sedari awal...padahal bundanya selalu makan kayak ga pernah makan 5 hari -______-" mungkin dia bosen makan dari plasenta mau cepet2 nyobain ASI bundanya hehehe. Dia juga makin aktif gerak sana sini. Kadang-kadang suka ngerasa ngilu2 sih...tapi ya dinikmati saja toh kalau bocahnya udah keluar trus dia nendang2 rasanya malah sakit bukan ngilu hehehe.

Well...it's 7 weeks to go and I'm super excited!

Thursday, October 6, 2011

Hello Oneechan! :D

Finally after lots of persuading and talking (to the baby of course) we finally see what the baby's gender is...and am happy to say that it's a girl! We're expecting a baby girl!!

Ah...finally I can say...can't wait too see you and hold you and hug you and kiss you...my baby girl :)

me and my 25w tummy :D

Friday, September 23, 2011

The thing about C-sect

Semenjak "terancam" harus c-sect saya jadi mulai banyak membaca-baca tentang "komplikasi" kehamilan saya dan tentunya tentang lahir dengan cara operasi caesar. Well, sedih sih karena ternyata masih banyak yang mendiskreditkan ibu yang memilih ataupun terpaksa melahirkan dengan caesar (hal ini tentu di luar faktor dokternya yang gak pro normal ya). Mereka menganggap kalau melahirkan dengan cara caesar berarti ibu-ibu tersebut tidak merasakan melahirkan "yang sebenarnya".

Oh well...saya harus mengakui saya pun pernah terpengaruh dengan cibiran itu dan ketika saya mendapat vonis mungkin caesar...sayapun panik, takut! Bagaimana nanti pandangan orang terhadap saya? Apakah mereka akan menganggap saya malas menanti kontraksi? Apakah mereka menganggap saya salah memilih dokter? Atau mereka malah akan hanya mencibir saya dan mengatakan saya tidak merasakan proses melahirkan "yang sebenarnya".

Rasanya saya ingin mengedukasi mereka dari sekarang tentang komplikasi yang saya hadapi, tapi rasanya semuanya berlebihan. Toh kemungkinan normal masih tetap ada hingga detik terakhir nantinya. Hmm...kata komplikasi sebenarnya agak terdengar berat ya...yah tapi ternyata kondisi yang saya hadapi ini (Placenta Previa Total) memang dimasukkan ke dalam komplikasi kehamilan. Untungnya begitu dokter memberitahu saya kalau si placenta ternyata cenderung tumbuh menutupi jalan lahir...saya bisa menghadapinya dengan tenang dan mulai pasrah. Saya tahu tidak ada yang bisa saya lakukan kecuali hanya berdoa dan terus berdoa agar Allah SWT memberikan kuasa-Nya  dan keajaiban-Nya sehingga placenta saya bisa naik dan si jalan lahir menjadi terbuka.

Mungkin ini adalah jalan-Nya agar saya bisa pasrah kepada-Nya dan mendekatkan diri kepada-Nya. Yang pasti ini adalah ujian yang harus saya hadapi dengan senyuman. Positifnya saya gak boleh capek...jadi ada alesan buat manja2 sama suami hehehehe. Yah satu hal lagi yang pasti sekarang saya mengerti perasaan para ibu tersebut...lagipula dengan jalan apapun si bayi dilahirkan yang paling penting kan ibu dan bayinya sehat :). dan dua-duanya ternyata sama-sama sakit kok.

Ayo bocil kita semangat!!! (shouting to my belly)

Wednesday, September 7, 2011

22 weeks and keeps on growing!

Just finished my monthly obgyn check up yesterday! Alhamdulillah si bocil is doing all OKAY *yeayyy!!* si titik putih yang bandel itu ga tambah besar jadi kata pak dokter ga masalah. Yang jadi masalah lagi2 berat badan si bocil. Hadehh...kok kamu ngikutin bunda jaman dulu sih nak susah makan... (_ _"). Akhirnya say no to diet! yang penting sekarang si bocil bisa naik bbnyah!

Well anyway...ada masalah baru lagi. Si plasenta entah kenapa memutuskan untuk tumbuh makin ke kiri which is makin menutupi jalan lahir atau istilah kedokterannya plasenta previa totalis. Sempet mau drama nangis dan teriak karena jadi susah normal...tapi kok kayaknya lebay ya? Hehehe..sebenarnya sih pas posisinya masih low lying placenta, saya  sudah sempat browsing2 beberapa forum dan artikel di internet. Alhamdulillah..banyak yang bilang memang masih bisa geser. Dokter pun blg masih bisa geser, tapi cara gesernya gimana? Cuma Tuhan yang bisa menggeser. Mungkin ini teguran buat saya yang (masih) jarang shalat dan baca Qur'an buat si bocil. Tapi ya mungkin kalau ga begini jadi ga seru *loh*.

Sekarang saya tidak dibolehkan melakukan kegiatan apapun yang memancing kontraksi perut seperti mengangkat beban berat, terlalu capek, sit up (ya iya lah), dan harus puasa berhubungan dulu dengan si ayah (sabar ya ayah...). Yah gpp lah hitung2 biar pertumbuhan bocil sempurna juga di dalam perut sembari memanjakan diri kepada suami (baca: alesan baru biar ga kerja berat di rumah :P). Selain itu saya mencoba merayu si bocil agar bantu bundanya untuk ikut mendorong plasentanya ke atas. Karena percaya atau tidak, bayi itu pintar loh...dia mengerti setiap kata yang kita ucapkan.

Doakan kami ya biar terus lancar dan si plasenta ga bandel lagi turun ke bawah :D


Pic taken from: babycenter.com

Monday, July 18, 2011

The Little Thing That Matters

Tepat hari Sabtu kemarin, kami baru mengadakan pengajian dan syukuran 4 bulan kehamilan saya. Sebenarnya, saya tidak terlalu ingin mengadakan acara ini. Selain karena tidak wajib, saya dan suami belum terlalu leluasa untuk menghabiskan uang. Apalagi kehamilan dan melahirkan tidak dicover oleh asuransi kantor. Tapi mungkin memang sudah rejeki si bocil, ada saja yang menawarkan bantuan untuk mengadakan pengajian ini. Jadilah setelah mengkonfirmasi bahwa si bocil sehat dan sudah 4 bulan usianya kami langsung "grabak-grubuk" mempersiapkan pengajian ini. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik dan lancar. Semoga proses kehamilan dan melahirkannya nanti juga berjalan dengan baik dan lancar ya.. :)

si bocil lagi jungkir balik

Thursday, June 23, 2011

Bedtime Story

"The baby can hear you. Try your best to communicate with your baby and be very careful with what you'll say or hear. The baby can copy that."

That advice was given by my doctor to me on my last visit. His words amazed me. The baby is still very small. I never thought he or she will able to hear or even understand of the things I'm saying.

So then I promise to read bedtime stories everyday for my baby. For me it helps me to communicate with my baby and it helps me to learn to be a mother even before the baby's born. Well my husband kinda like this idea also. He said that you'll be reading the story for two person...and that person is the baby and him *duh!*. And yeah, he always falls asleep when I read the story for him and the baby.

I surely can't wait to see my baby falls asleep when I read a bedtime story. It'll be one of the most great experience I'll ever have with my baby. :)

Thursday, April 7, 2011

a learning

I ended 2010 with tons of happiness yet I start 2011 with tears. I think it's a Good's way to keep my heads down and makes me close to Him. But in a way I learn that I always have a right to choose.


Now I choose to be happy, I choose to see the world differently, I choose to love what I do and I choose to do what I love, I choose to face the world with a smile.


I don't know what the future may holds, yet I know God has a beautiful plan for me. He just asks me to be patient and have a faith in Him.

Thursday, February 10, 2011

Kutinggalkan Jejak Kaki di Pasir Gili

Di liburan akhir tahun kemarin, saya, teman-teman saya dan juga suami (waktu itu masih calon) memutuskan untuk menghabiskan akhir tahun di Lombok dan Bali. Setelah sehari penuh menikmatin indahnya pantai Sengigi, kami pun bergegas pergi ke Gili. (eh rhyming!)

Pagi itu, kami diantar oleh adik teman saya ke pantai bangsal. Setibanya di sana, kami langsung menyewa speed boat. Well, memang mahal sih tapi kami sudah tidak sabar ingin segera menikmati indahnya laut gili! Setelah dicapai kesepakatan harga, kami segera meloncat masuk ke kapal dan memulai perjalanan singkat kami.

Hari itu ombak cukup tinggi, perjalanan yang kami tempuh selama kira-kira 15 menit terasa amat seru karena percikan air laut yang sesekali mampir ke kapal kami. Setibanya kami di Gili Trawangan, kami disambut hamparan pasir putih yang indah dan juga andong yang hilir mudik di sekitar pulau.



Tidak begitu sulit mencari penginapan yang murah di sini. Cukup bertanya pada penduduk lokal atau berkeliling sebentar dan Anda akan dengan mudah ditunjukkan berbagai penginapan murah yang ada di sana. Kali itu kami menginap di sebuah homestay yang jaraknya tidak begitu jauh dari pantai. Kamarnya memang seadanya, tapi cukup bagi kami untuk melepas lelah.




Setelah selesai merapikan barang-barang di kamar, kami pun bergegas pergi bermain di pantai. Kami berempat menyewa sebuah kapal seharga 600.000 rupiah untuk mengantar kami snorkeling ke tengah laut sekaligus melihat-lihat 2 Gili lainnya (Gili Meno dan Gili Air). Butuh waktu sekitar 5 menit untuk tiba di lokasi, dan kami pun langsung menceburkan diri ke laut biru Gili. Wah dingin! Mungkin karena lautnya dalam. Tapi pemandangan indah bawah laut yang kami dapatkan...priceless! Kami juga berkesempatan menyapa seekor penyu yang kebetulan sedang lewat. Sayang kamera saya bukan kamera underwater jadi saya tidak bisa menangkap keindahan laut lewat kamera.




Setelah kenyang bermain air, kami pun kembali ke Gili Trawangan untuk makan dan menyewa andong untuk berkeliling pulau. Yap! Andong (saya lupa namanya disana) memang salah satu alat transportasi di gili selain sepeda dan tentunya kaki! Katanya sih ini memang sengaja untuk menjaga kebersihan udara pulau. Well, it works! udara di Gili bersih! Satu-satunya gangguan yang saya temui di sana adalah bau tidak enak dari kotoran kuda yang tiba-tiba mampir ke hidung.

Pulaunya kecil, tempat yang pas untuk liburan dan menyendiri. Hamparan pasir putih yang terus menggoda untuk sunbathing, birunya air laut yang memanggil untuk berenang membuat saya betah berjalan-jalan di sekitar pulau. Namun sayang mulai banyak pembangunan rumah disana sini yang membuat habitat pepohonan mulai menipis :(.



Malam hari di Gili Trawangan amat seru! Rave party dimana-mana, hingar bingar musik...wii makin malam makin hidup tampaknya! Malam itu kami memutuskan untuk makan di restoran Blue Marlin. Seafoodnya enak dan harganya cukup ramah di kantong. Setelah makan kami menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di sekitar pulau sambil ditemani satu scoop Gelato yang kami beli dari sebuah cafe di sana.

Lelah berjalan-jalan, kami pun kembali ke penginapan untuk beristirahat. Sayang di Gili Trawangan jaringan listriknya masih belum baik. Malam itu kami kena sial, di tengah malam saya terbangun karena tiba-tiba mati lampu! Untung penginapan kami memiliki genset, jadi kami tak harus menunggu lama hingga listrik kembali berjalan seperti semula.

Esok paginya, kami segera bersiap untuk kembali ke Lombok. Setelah menikmati free breakfast, kami pun segera berkemas dan mengejar public boat untuk menyeberang ke Lombok. Seiring dengan terbitnya matahari pagi, kami pun terpaksa mengangkat kaki dari Gili Trawangan. Tapi kami berjanji, suatu saat kami akan segera kembali.

Wednesday, February 2, 2011

what's cookin' y'all?

I have a new chores as a wife...I have to cook. Last week I manage to cook a-little-burnt-lasagna and some snacks for my hubby. Few days later I cooked him a broccoli and beef sausage nasi goreng.

So now I have to learn more and more recipe to add some variety on our menu, yet it isn't as easy as it looks *sobs*. I think I need to buy more recipe book and browse some more menu.

Well at least I know what's cooking for tomorrow *grin*

ciao!