Thursday, February 10, 2011

Kutinggalkan Jejak Kaki di Pasir Gili

Di liburan akhir tahun kemarin, saya, teman-teman saya dan juga suami (waktu itu masih calon) memutuskan untuk menghabiskan akhir tahun di Lombok dan Bali. Setelah sehari penuh menikmatin indahnya pantai Sengigi, kami pun bergegas pergi ke Gili. (eh rhyming!)

Pagi itu, kami diantar oleh adik teman saya ke pantai bangsal. Setibanya di sana, kami langsung menyewa speed boat. Well, memang mahal sih tapi kami sudah tidak sabar ingin segera menikmati indahnya laut gili! Setelah dicapai kesepakatan harga, kami segera meloncat masuk ke kapal dan memulai perjalanan singkat kami.

Hari itu ombak cukup tinggi, perjalanan yang kami tempuh selama kira-kira 15 menit terasa amat seru karena percikan air laut yang sesekali mampir ke kapal kami. Setibanya kami di Gili Trawangan, kami disambut hamparan pasir putih yang indah dan juga andong yang hilir mudik di sekitar pulau.



Tidak begitu sulit mencari penginapan yang murah di sini. Cukup bertanya pada penduduk lokal atau berkeliling sebentar dan Anda akan dengan mudah ditunjukkan berbagai penginapan murah yang ada di sana. Kali itu kami menginap di sebuah homestay yang jaraknya tidak begitu jauh dari pantai. Kamarnya memang seadanya, tapi cukup bagi kami untuk melepas lelah.




Setelah selesai merapikan barang-barang di kamar, kami pun bergegas pergi bermain di pantai. Kami berempat menyewa sebuah kapal seharga 600.000 rupiah untuk mengantar kami snorkeling ke tengah laut sekaligus melihat-lihat 2 Gili lainnya (Gili Meno dan Gili Air). Butuh waktu sekitar 5 menit untuk tiba di lokasi, dan kami pun langsung menceburkan diri ke laut biru Gili. Wah dingin! Mungkin karena lautnya dalam. Tapi pemandangan indah bawah laut yang kami dapatkan...priceless! Kami juga berkesempatan menyapa seekor penyu yang kebetulan sedang lewat. Sayang kamera saya bukan kamera underwater jadi saya tidak bisa menangkap keindahan laut lewat kamera.




Setelah kenyang bermain air, kami pun kembali ke Gili Trawangan untuk makan dan menyewa andong untuk berkeliling pulau. Yap! Andong (saya lupa namanya disana) memang salah satu alat transportasi di gili selain sepeda dan tentunya kaki! Katanya sih ini memang sengaja untuk menjaga kebersihan udara pulau. Well, it works! udara di Gili bersih! Satu-satunya gangguan yang saya temui di sana adalah bau tidak enak dari kotoran kuda yang tiba-tiba mampir ke hidung.

Pulaunya kecil, tempat yang pas untuk liburan dan menyendiri. Hamparan pasir putih yang terus menggoda untuk sunbathing, birunya air laut yang memanggil untuk berenang membuat saya betah berjalan-jalan di sekitar pulau. Namun sayang mulai banyak pembangunan rumah disana sini yang membuat habitat pepohonan mulai menipis :(.



Malam hari di Gili Trawangan amat seru! Rave party dimana-mana, hingar bingar musik...wii makin malam makin hidup tampaknya! Malam itu kami memutuskan untuk makan di restoran Blue Marlin. Seafoodnya enak dan harganya cukup ramah di kantong. Setelah makan kami menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di sekitar pulau sambil ditemani satu scoop Gelato yang kami beli dari sebuah cafe di sana.

Lelah berjalan-jalan, kami pun kembali ke penginapan untuk beristirahat. Sayang di Gili Trawangan jaringan listriknya masih belum baik. Malam itu kami kena sial, di tengah malam saya terbangun karena tiba-tiba mati lampu! Untung penginapan kami memiliki genset, jadi kami tak harus menunggu lama hingga listrik kembali berjalan seperti semula.

Esok paginya, kami segera bersiap untuk kembali ke Lombok. Setelah menikmati free breakfast, kami pun segera berkemas dan mengejar public boat untuk menyeberang ke Lombok. Seiring dengan terbitnya matahari pagi, kami pun terpaksa mengangkat kaki dari Gili Trawangan. Tapi kami berjanji, suatu saat kami akan segera kembali.

No comments:

Post a Comment